Gw Takut Jadi Terkenal

Alhamdulilah wasyukurilah akhirnya pada tanggal 13 Juli 2019 telah terbit buku pertamaku "Membicarakan Feminisme" oleh penerbit EA Books. Sumpaaah gw seneeeeeeeeng bangeeeeetsssss!!! Gw mau curhat ah gimana ceritanya ini buku sampai dari ide sampai naik cetak

Jadi pada suatu siang yang khidmat, gw kan orangnya jarang confirm orang di FB ya. Ya, Facebook dan Instagram itu sifatnya private gitu buat gw. Dulu gw cukup terbuka dengan identas dan segala hal tapi setelah tumbuh dewasa gw baru menyadari bahwa gw enggak suka jika gw nyaman dengan kehidupan orang biasa. Gw gak suka spotlight dan popularitas.

Dulu pas jaman gw kuliah masih imut dan cakep gw suka main band dan modeling lucu-lucu kan. Pas gw join satu idol group (ya, kalian boleh ketawa bahwa gw pernah join sejenis idol group) terus mereka cetak hasil photoshoot gw dengan ukuran poster. Gw menatap poster wajah gw dan berpikir ke depan, gw akhirnya membeli semua koleksi foto dan poster foto gw supaya gak ada satu fans pun mendapatkan poster tersebut. Gw cuma memunjulkan imaji gw dalam 2D aja yang gw biarkan manajemen jual. Pernah pula, walaupun gw udah pakai nama samaran untuk jadi idol itu ada seorang yang sadar bahwa gw penulis esai di Jurnal Perempuan! Waktu itu gw gak menulis sebanyak sekarang dan gw seneng dikenal orang. Dan beberapa tahun kemudian gw menyadari bahwa gw memang tidak suka terlalu diekspose

Ketika kejadian crackdown LGBT dan SGRC hampir semua wartawan media minta wawancara ke gw karena cuma gw yang available di Jakarta. Fey lagi di Thailand, Firman di Bali dan sisany belum berani untuk tampil ke publik. Gw harus bertanggungjawab dengan anak-anak gw dan gw harus menghadapi para wartawan. Setelah dibriefing dikit sama dosen kesayangan gw, gw menerima tawaran wawancara tapi gw menolak unutk foto/video kecuali oleh Rappler sebab gw percaya dengan mbak Febriana Firdaus. Sumpah dah itu momen beagus banget kalau gw mau dikenal karena wajah gw yang cantik dan kontoversi

Gw enggak mau dikenal orang karena gw cakep atau gw suka buat drama. Gw bukan selebriti dan gw enggak suka menjadi selebriti.

Gw sudah memikirkan soal exitence sejak kelas 4 SD dan menjadi alasan kenapa gw menulis diary dengan teratur (gw mikir filsafat sedari dini, pantesan nyokap gw berkali-kali bawa gw buat ruqyah). Gw mau jadi imortal tapi menurut origin of Spieces - Darwin imortalitas menentang evolusi itu sendiri jadi sebenernya itu imposible. Gw berpikir gw bisa hidup selamanya tapi dengan apa. Sampai gw berpikir lamaaaa sekaliiii dan akhirnya gw memutuskan untuk menjadi hidup selamanya melalui pikiran-pikiran gw. Jadi gaes, manusia kan mati meninggalkan nama dan nama itu akan terus tinggal selama gw dikenal. Gw mau dikenal dan diingat sebagai apa? sebagai pemikir tentu saja.  Sejak itu gw menemukan tujuan hidup gw. Gw mau hidup selamanya melalui pikiran-pikiran gw yang tersebar

Di sisi lain gw emang kebanyakan mikir dan menulis sebagai sarana terapi wkwkwkwk
Gw mikir banyak hal termasuk cara mengendalikan tubuh biologis gw. Setelah gw baca Foucault gw menyadari bahwa gw bisa mengontrol tubuh orang lain dengan terlebuh dahulu mengontrol tubuh biologis gw dan gw berhasil! gw senang dengan berpikir gw menemukan banyak hal. Termasuk yang bikin gw kawin sama bapak dosen.

Anyway balik lagi, jadi kan gw semakin dikenal ya Twit-twit gw di @Nadyazura sering jadi kontroversi dan viral. Gw berkali-kali masuk infotwotwar atau akun gosip lokal. Tapi gw gak pernah tanggapin sebab gw emang gak suka drama. Gw gak suka drama karena drama itu feeding ego orang yang terlibat di dalamnya dan orang yang menontonnya. Melalui drama dan kontroversi orang terlibat dan objek yang menjadi komoditas drama akan mendapat popularitas. Popularitas yang didapat di drama itu naik dan turun karena kamu masuk dalam perasaan, jadi subjek yang dipapar itu tidak terlibat 'self' nya sehingga ingatan dalam drama tidak bertahan lama kecuali diingatkan melalui stimulus-stimulus. Itu mengapa banyak hal bisa viral tapi sedikit sekali bisa diingat

Gw enggak mau diingat dan populer denganc ara tersebut. Gw mau dikenal bukan sebagai preacher atau tukang motivator karena mereka sistemnya satu arah. Gw mau ajak orang berefleksi dalam tulisan-tulisan gw, gw mau orang berpikir sehingga mereka jadi subjek yang involved 'self' dan menemukan 'self' dari berpikir dan tulisan gw jadi stimulusnya

-Asli complicated amat kan pikiran gw. Ini sebabnya gw susah punya pacar seumuran karena pikiran gw terlalu kompleks dan cuma orang yang paham filsafat biasanya yang memahami gw-

Dalam kontroversi dan drama, kamu akan dikenang sementara, dikennag karena perasaan pemirsa yang muncul bukan karena kesedaran pemirsa sebagai 'self' disertakan. Kalau gw muncul dengan wajah gw yang dikontruksi oleh menagament gw sebagai persona yang jutek tapi cute, pemirsa gw menyadari bahwa gw adalah stimulus akan perasaan senang dia. Sama halnya kalau gw meladeni drama twitwar di Twitter, orang ingat gw karena perasaan marah/kesal/senang yang muncul.

Beda jika gw populer melalui tulisan/pemikiran. Misal satu tulisan gw tentang Maudy Ayunda Tak Akan Kuliah di USU itu viral dan gw senang karena orang-orang membicarakan tentang gw dan ide gw. Ekstrak kesadaran dan kedirian gw melalui pikiran dan tulisan. Orang akan mereproduksi pikiran gw dan gw berubah menjadi meme (meme yang dimaskud Dawkins bukan internet meme). Gw, menjadi hadir dan imortal. Kabar baiknya karena pikiran yang menggudara, tubuh biologis gw aman dan baik-baik saja. Kalau dia menua, dia sakit, dia rusak enggak ada yang kecewa karena pemirsa gw terkait pada pikiran gw. Gw jadi self, bukan jadi objek.

Nah, kehadiran buku gw yang sudah menunjukan penjualan online yang bagus gw mulai khawatir. KOK KHAWATIR NAD???


Iya coy gw khawatir jadi terkenal. Karena popularitas gw sebagi objek akan mendongkrak penjualan buku gw. Gw mau buku gw dibeli ornag berarti gw harus ambil resiko ini, gw harus muncul ke publik uhuhuhuhuhu

Gw mau banget buku gw laku tapi gw agak khawatir kalau gw jadi banyak dikenal orang di publik, dimintain foto dkk. Kalau masih jadi idol mah enak karena mereka gak tahu nama asli gw dan kehidupan pribadi gw aman. NAH GW NULIS PAKE NAMA ASLI GW COY


Asli gw masih bingung dan gw coba ngobrol sama suami gimana kalau gw harus promo buku dan gw ornagnya gak mau confirm orang luar kan ribet kan ya. Hmmm... gw juga harus obrolin sama tim marketing buku gw gimana caranya supaya buku gw terjual tapi gw gak harus open instagram. Ya allah ngapa mau sukses harus terkenal siiiiihhhhhh gw maunya terkenal pas udah mati aja gitu kaya Kartini tapi idenya hidup terus sampai 100 tahun kemudian... huhuhu....


Comments

Popular posts from this blog

Buku Membicarakan Feminisme

Pengalaman Pertama ke Pride Cologne 2019

Resep Brownies 3 Mangkok Legendaris Nadyazura (Beserta FAQ membuat Brownies enak)