Pria Mansplaining itu Babi

Gw memutuskan menulis ini sebab tulisan gw enggak jadi-jadi karena gw terlalu emosional. Gw enggak percaya lelaki yang gw kenal sebut saja R dan F di Twitter mengkritik DW Indonesia tentang pola pengasuhan orangtua yang memaksa anak perempuannya memakai jilbab. Gak tanggung-tanggung mereka menyamakan jilbab dengan celana jeans atau kolor. KOK KEJAM BANGET! Gw benar-benar marah sekali karena mereka segitu bodohnya enggak pernah mengalami dibesarkan dengan dipaksa pakai jilbab. Dan mereka terlalu tolol sampai-sampai menyamakan jeans dan kolor sama dengan perintah menggunakan jilbab di agama Islam! Gw baru kali ini melihat mansplaning paling goblok yang dilakukan oleh laki-laki, mereka menyerang pemberitaan DW dengan menyamakan jilbab dan kolor! tolol sungguh tolol.

Saat gw dalam proses procrastinasi menulis artikel ini (ya, procrastinasi adlaah bagian dari proses kreatif gw menuli selain netralisir emosi dengan nulis blog). Seorang temen deket gw ada yang menutup akun instagramnya karena dia posting dirinya gak pakai jilbab dan dia habis dirisak oleh orang-orang yang dia kenal di lingkungannya. EMANG ITU KONTOL PERNAH DIPERSEKUSI KARENA LEPAS JILBAB GAK!?!! Gw segitu marah dan emosi karena baik gw dan temen gw ini kami sama-sama dibesarkan dengan pakai jilbab.  Bukan yang begitu dewasa lalu memutuskan pakai jilbab. Sehingga seluruh lingkungan kami tumbuh besar akan mengkontrol kami bagaimana kami berpakian dan benar-benar mendisiplinkan kami untuk bertahan dan tidak berubah dari apa-apa yang sudah dibentuk orangtua kepada kami.

Pareting di Indonesia itu beda banget sama Jerman, apalagi kalau kamu laki-laki. Keluarga enggak berusaha membentuk kamu karena kamu adalah self, kamu adalah diri yang utuh. Memang keluarga kasih ekspetasi antar jenis kelamin, tapi kamu di sini bukan harus mendukung itu, tolol. Feminis berulangkali bilang bahwa pola pengasuhan membentuk psike yang membuat perempuan teropresi dari dalam diri. Karena kita membeda-bedakan pola pengasuhan antar gender. Buat apa kalian dukung gerakan LGBTIQ++ tapi kalian masih membeda-bedakan pola pengasuhan gender dan mendukung anak perempuan di jilbabin? apa kalian akan emberikan dukungan yang sama terhadap anak transpuan untuk menggunakan jilbab? buat gw laki-laki itu sok kritis. Tapi tolol. Mansplaning.

 Laki-laki enggak mengalami honor killing dibunuh karena perempuan dianggap memberi malu keluarga. 

Buat gw ngomongin proses lepas jilbab enggak pernah mudah, selain jilbab adalah luka dan trauma gw. Gw butuh bertahun-tahun untuk memperbaiki hubungan dengan nyokap karena gw lepas jilbab. SELAMANYA gw enggak diterima keluarga besar nyokap gw. Gw menikah kaya kawin lari, R enggak pernah mikir bahwa gw harus mengalami semua itu karena gw lepas jilbab. 

Gw akui gw terlalu meledak-ledak kalau omongin soal jilbab dan kewajiban berjilbab. Karena jilbab enggak pernah jadi pilihan perempuan muslim. Selama agama Islam gak melakukan transformasi utnuk berhenti menjadikan tubuh perempuan ajang pertarungan dan legitimasi, perempuan enggak akan pernah memiliki tubuhnya sendiri. Makannya gw selalu bilang semua agama samawi itu patriarkinya sempurna. Karena setiap agama selalu punya degree atau level untuk menentukan beragama dan tidak beragama. Bayangin aja nyokap gw nuduh Quraisy Shihab Syiah karena ajarannya tidak sesuai dengan apa yang dia percayai. Masalah agama Islam itu struktural dan gw sudah terlalu lelah untuk disodorkan dengan islam apologetik di negara mayoritas muslim.

Kamu bisa membela islam ketika tinggal di negara yang mayoritasnya non-islam seperti amerika atau eropa. Kamu bisa bilang jilbab adalah pilihan perempuan dan membela perempuan pakai jilbab. Tapi kalau kamu bela perempuan pakai jilbab dan orangtua yang menjilbabi anak sejak dini di negara mayoritas muslim. Namanya kamu tolol. 

Kalau gw menolak jilbab gw dituduh agenda imperialis atau feminis liberal yang cuma menolak jilbab oleh orang2 ini, susah banget kan emang untuk memang menjelaskan bahwa di Indonesia emang operesi jilbab. Bayangin orag yang gak menolak jilbab walaupun dijilbabin dari kecil aja masih bisa dipersekusi atau dicemooh karena jilbabnya gak syari, apalagi anak perempuan yang ketika dewasa melepas jilbab sepenuhnya. Kenapa sih orang-orang itu gagal melihat jilbab memang sebagai sebuah pengalaman personal bagi perempuan muslim dan menolak analisis feminis liberla dalam jilbab?



udah selesai marah2nya karena tulisan udah jadi. Bye~

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Pertama ke Pride Cologne 2019

Buku Membicarakan Feminisme

Resep Brownies 3 Mangkok Legendaris Nadyazura (Beserta FAQ membuat Brownies enak)